Jumat, 15 November 2013
CB Monster
CB Twin Scorpio
Konsep yang diusung oleh rumah modifikasi mesin Dwi Sembodo Motor yang ada di daerah Kedung Mundu Semarang pada motor Suhartanto ini adalah Ducati Sport Classic. Dimana pada motor tersebut terdapat dua buah silinder. Bermodalkan sebuah motor Honda CB butut keluaran 1972 obsesi tersebut akhirnya terlaksana.
Bagaimana proses yang telah dilakoni oleh Dwi Sembodo Sehingga motor Honda CB dengan kapasitas mesin total sebesar 523cc ini tetap nyaman dipakai turing jarak jauh, modifikator sekaligus konseptor dari motor ini coba membocorkan trik-triknya.
1. Dua Buah Silinder Yamaha Scorpio 600
Mungkin belum banyak yang aplikasi silinder Yamaha Scorpio di Honda CB, apalagi dua buah silinder Scorpio yang dirangkai dalam satu mesin.
“Untuk memasang dua buah silinder motor scorpio dibutuhkan perhitungan yang benar-benar akurat, dan pemilihan bahan yang kuat,”buka mekanik yang mendapatkan ilmu perhitungan mesin di bangku SMK ini.
Untuk konstruksi silinder yang dibuat stereo tidak sembarang pasang, sudut pemasangan antar silinder menjadi kunci keberhasilan mengawinkan dua silinder Yamaha Scorpio. Sudut antar silinder di patok sebesar 600, sudut ini dirasa yang paling pas untuk mendapatkan torsi yang diinginkan.
“Yang pasti dengan sudut sebesar itu akan berpengaruh juga terhadap ketahanan komponen mesinnya,”jelas pria yang telah dikaruniai seorang putra ini.
2. Merubah Katup Pada Silinder Depan
Disamping itu, untuk pemasangan silinder Scorpio yang depan berbeda dengan silinder yang belakang. “Untuk silinder yang depan pemasangannya terbalik sehingga putarannya noken as nya juga terbalik,”bebernya.
Sehingga dia perlu melakukan ubahan pada katup-katup yang terdapat pada silinder depan. Katup isap pada silinder depan dirubah menjadi katup buang, sebaliknya untuk katup buang menjadi katup isap.
3. Bikin Sendiri Crank Pin
Piston dan stang piston tetap mempertahankan standar dari Scorpio. “Untuk pemasangan stang piston yang dibuat berdampingan memerlukan crank pin yang lebih panjang,”bebernya.
Untuk itu mau tidak mau harus dibuatkan sendiri, dicoba dengan bahan yang tidak melewati proses hardening khusus hasilnya baru dipakai beberapa meter crank pin sudah patah. “Akhirnya aku buatkan lagi dengan bahan yang telah melewati perlakuan khusus dan hasilnya sampai sekarang masih tetap awet,”tuturnya.
4. Bobok Ruang Kolter Kiri
Berikutnya, untuk mengimbangi kruk as yang telah melar karena disitu ada penambahan stang piston, ruang kolter dibikin lebih lebar dengan cara menggeser dudukan laher sebelah kiri sebesar 2,5 cm. Sekaligus mendesain gir rantai timing yang ada di kanan dan kiri.
5. Pasang Dua Buah Rantai Timing
Rantai timing yang berfungsi untuk menggerakkan noken as dipasang dua buah disebelah kanan maupun kiri. tujuannya agar mesin tidak terlalu berat untuk menggerakkan dua buah noken as, dan juga lebih stabil putarannya,”terang mekanik yang memilih rantai timing CB daripada Scorpio.
Untuk itu perlu membuatkan gir timing pada pada kruk as sebelah kanan. “Karena rantai penggerak noken as pada Scorpio berada di sebelah kanan maka perlu memdesain gir penggerak yang terdapat pada kruk as sebelah kanan,”jelasnya.
Untuk itu, dia potong gir penghubung putaran dari mesin ke kopling menjadi tiga buah gir. Gir paling bawah terhubung ke kopling, yang tengah menggerakkan noken as sedang yang paling luar memutar pompa oli.
6. Pengapian AC dengan Dua Pulser
Lanjut ke pengapian, untuk sistem pengapian mengandal spul dari motor Scorpio yang telah dirubah menjadi dua keren pengapian AC. Dengan dilengkapi dua pick up coil atau pulser yang berjarak sejauh 600 menyesuaikan dengan jarak antar silinder.
Jadi saat silinder satu terjadi ekspansi, pada silinder dua terjadi proses kompresi.
7. Busi Toyota Avanza
Saat dilakukan pengetesan, dengan busi standar dirasa kurang mumpuni dan terlalu cepat mati akhirnya dipilih busi dari mobil Toyota Avanza. “Busi Avanza mempunyai ukuran drat sama, hanya perlu sedikit penyesuaian pada ujungnya sehingga bisa masuk pada cop busi,”tambahnya.
8. kampas Kopling 10 lapis
Penyesuaian juga dilakukan pada komponen pemindah tenaga. Kopling telah mengalami penambahan yang cukup signifikan. “Kampas kopling ditambahi menjadi 10 lapis agar bisa meredam tenaga liar yang dihasilkan oleh dua silinder,”akunya.
Dengan sepuluh lapis kampas kopling menyebabkan rumah kopling tidak muat lagi, untuk itu dengan bantuan mesin las dan bubut rumah kopling tersebut dibikin lebih tinggi sehingga muat untuk 10 kampas kopling.
9.Seting Knalpot
Berikutnya, dengan dua buah silinder dua kali pembakaran maka knalpot juga dibikin dua. Dengan dua buah knalpot seperti itu perlu di lakukan seting sehingga tenaga yang dihasilkan dari dua buah silinder akan berimbang.
Caranya dengan menyesuaikan antara intake manifold dengan exhaust manifold. “Untuk silinder yang atas, karena disitu exhaust manifoldnya lebih panjang dibandingkan dengan exhaust manifold silinder yang bawah, maka kompensasinya untuk intake manifold silinder yang bawah dibuat lebih panjang dibandingkan dengan dengan intake manifold silinder yang atas,”terang mekanik yang buka bengkel dihalaman rumahnya.
10. Rangka Model Moge
Untuk memudahkan membongkar pasang mesin, rangka penyangga mesin dibuatkan sendiri dengan model di baut seperti yang terdapat pada motor gede. Sehingga saat akan membongkar mesin tidak akan mengalami banyak kesulitan karena tinggal lepas baut mesin sudah bisa diturunkan.
Bengkel : Dwi Sambodo Motor
Gondang Timur, tembalang, Semarang
(024)70856400 / 085290113750
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Bagus infonya gan !
BalasHapusTapi Top speednya berapa kalau boleh tahu ???
makasih komentnya
Hapusuntuk info lebih lanjut coba langsung kontak ke pemiliknya aja bro